Rabu, 22 November 2017

Bolehkah aku berada satu shaf di belakangmu di sepertiga malam - Nya? (1)

Tak pernah terbayangkan olehku.
Dan tidak bisa ku lukiskan lewat jemariku di penghujung malam – malam Nya kita lalui bersama.

Sunyi.
Sepi.
Hanya gemuruh angin malam yang menemani.
Ku coba kuatkan raga ini.
Menopang rasa kantuk yang menerpa diri.

Dan ku coba mulai membangunkanmu.
Membangunkan dari tidur nyenyakmu.
Ku usap lembut kepalamu.
Ku kecup mesra keningmu.
Dan kupercikan air di wajah manismu.

Kita gelar sajadah yang ada.
Seraya menghadap kiblat yang sama.
Kau baca Kalamullah – Nya.
Ku aamiinkan setiap do’a – do’amu pada – Nya.
Ku hayati ayat demi ayat – Nya.
Hingga tak terasa air mata ini keluar dengan sendirinya.

Sungguh.
Sungguh indah rasanya.
Disaat dua insan yang saling mencintai – Nya.
Menghabiskan disetiap penghujung malam – malam yang ada dengan bermunajat kepada – Nya.

Merayu dengan lembut pada – Nya.
Meminta setiap hajat kepada Sang Maha Kuasa.
Agar nantinya Sang Maha Esa memberikan ridho dan karunia – Nya.
Hingga surga adalah tempat peristirahatan terakhir kita berdua.

Dan sungguh.


Bolehkah aku berada satu shaf di belakangmu di sepertiga malam – Nya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar