Rabu, 22 November 2017

Apakah aku pantas mendampingimu? (2)

Pertanyaan itu selalu hadir di dalam hatiku.
Bagaimana tidak?
Karena saat ini, bukan saatnya kita bermain – main tentang hati.

Berulang kali aku berusaha meyakinkan hatiku, bahwa aku sangat tidap pantas untukmu.
Karena aku sadar.
Tidak ada hal yang bisa diandalkan terhadap diri ini.

Pertanyaan itu sering membabi buta di benakku.
Namun aku sedang terus berusaha memperbaiki diriku, menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Meskipun amat sangat berat.

Aku, sedang terus berusaha memantaskan hatiku agar pantas mendampingi dirimu.
Aku berusaha memperbaiki diri bukan hanya untukmu, tapi untuk kita dan agama kita.

Aku tahu bahwa kita berbeda.
Kau memiliki segalanya, segala hal yang tak bisa ku punya.
Mungkin begitu juga sebaliknya.

Ragu.
Iya, aku begitu ragu.
Sebab kau masih sangat abu – abu.

Aku memilih bermimpi.
Dibanding memandangimu di kehidupan nyata.
Kau ilusi yang tidak dapat kujelaskan pada dunia.

Rasa ini tak mampu lagi ku uraikan.
Lewat frasa yang mampu membentuk kalimat dan kata – kata.

Aku ingin sebuah kejelasan.
Darimu yang kuingin untuk memenangkan hatiku.

Aku ingin kau pun yakin.
Bahwasanya kau bahagia karena telah ada aku.
Yang dengan bangga menunggumu.

Aku lelah berlari.
Aku lelah terus menghindar.
Dari dirimu, aku sangat lelah.

Tetapi.
Aku rela menunggu.
Aku rela bersabar.
Aku ikhlas menantimu.
Menanti jawaban darimu.
Menanti kau bertamu.
Aku sangat rela.

Jika keinginanku ini pun merupakan keinginanmu.
Berikanku isyarat hingga mampu membuat orangtuaku pun jatuh hati padamu.

Aku berusaha menerima apaadanya dirimu.
Karena ku tahu akupun tidak sempurna.
Sebagai seorang wanita, yang hanya bisa memendam rasa.

Menjauhlah jika kau menginginkan sebuah permainan.
Agar aku mudah melupakan.
Tanpa harus larut dalam duka dan kekecewaan.

Itu pintaku.
Yang kuinginkan bukan sekedar ucapan.
Namun sebuah kepastian.

Semoga aku dapat bertahan.
Untuk menjaga satu nama di dalam do’aku.
Yaitu.
Namamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar