Sayang.
Bolehkan
sejenak kuganti namamu dengan kata itu?
Bolehkah
aku memanggilmu dengan sebutan itu?
Sejenak
saja.
Boleh
yaa.
Kalau
tidak.
Aku
akan memanggilmu dengan panggilan itu di hari pertama nanti.
Saat
aku benar jatuh cinta denganmu.
Untukmu
yang sedang berjuang demi menghalalkanku.
Aku
akan tetap menjaga apa yang seharusnya terjaga untukmu.
Untukmu
yang kelak akan menjabat ijab tangan ayahku.
Do'a
- do'aku masih mengangkasa berbintang namamu.
Aku
masih disini menunggumu.
Kelak,
kan kuhapus semua peluhmu.
Lelah
dalam tiap langkahmu.
Kusediakan
secangkir kopi dengan senyum terbaikku sesuai pintamu.
Sayang.
Kurasa
memang panggilan itu hanya pantas untukmu nanti.
Calon
imamku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar