Sabtu, 16 September 2017

Untukmu Calon Imamku.

Sayang.
Bolehkan sejenak kuganti namamu dengan kata itu?
Bolehkah aku memanggilmu dengan sebutan itu?
Sejenak saja.
Boleh yaa.
Kalau tidak.
Aku akan memanggilmu dengan panggilan itu di hari pertama nanti.
Saat aku benar jatuh cinta denganmu.
Untukmu yang sedang berjuang demi menghalalkanku.
Aku akan tetap menjaga apa yang seharusnya terjaga untukmu.
Untukmu yang kelak akan menjabat ijab tangan ayahku.
Do'a - do'aku masih mengangkasa berbintang namamu.
Aku masih disini menunggumu.
Kelak, kan kuhapus semua peluhmu.
Lelah dalam tiap langkahmu.
Kusediakan secangkir kopi dengan senyum terbaikku sesuai pintamu.
Sayang.
Kurasa memang panggilan itu hanya pantas untukmu nanti.

Calon imamku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar